Obin, Si Tukang Kain yang Tak Peduli Tren Tapi Prestasinya Mendunia
![Desainer Obin Desainer Obin](https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2024/05/13/desainer-obin-2_43.jpeg?w=700&q=90)
Bagi mereka yang suka menilai seseorang dari penampilan, mungkin sulit menerima bahwa sosok satu ini adalah perancang ternama Indonesia. Apalagi ia berpredikat 'Harta Karun Nasional'. Begitulah Obin, perempuan yang tidak neko-neko tapi karya dan prestasinya mendapat pengakuan dunia.
Josephine Werratie Komara, demikian nama lengkapnya, hanya memakai kebaya putih polos tanpa hiasan brokat atau payet heboh. Bawahannya kain batik sogan motif anak parang nuansa sogan (kecoklatan) dipadu sepasang sepatu chelsea boots senada.
"Banyak teman-teman dekat yang bilang ke saya, 'kamu tuh nggak kayak desainer, lebih mirip mbok-mbok deh'," ungkap Obin saat ditemui seusai acara peluncuran koleksi terbaru BINhouse dan One Fine Sky di Jakarta Selatan belum lama ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dalam berkarya pun, Obin apa adanya. Sejak mendirikan BINhouse pada akhir 1970-an, Obin setia mengangkat keindahan kain-kain tradisional Indonesia.
Tak sekadar melestarikan, ia pun berinovasi. Tidak pernah ada kain tenun yang dibatik jika bukan berkat Obin.
Karyanya tidak pernah neko-neko dengan segala pernak-pernik yang berkilauan. Cukup dengan keindahan motif batiknya serta kombinasi warna, berpadu sentuhan kontemporer pada siluet kebaya yang makin memancarkan aura anggun pemakainya, buah karya Obin dan perajinnya sudah menawarkan daya tarik tersendiri.
"Saya selalu membuat sesuatu yang memang ingin saya pakai. Tidak pernah peduli dengan tren," kata Obin blak-blakan.
![]() |
Di luar kreasinya yang indah, kejujuran dan ketulusan Obin dalam berkarya dengan misi mulia marayakan keindonesiaanya mungkin salah satu yang memikat banyak orang.
Tak hanya di negeri sendiri, Obin juga diapresiasi hingga ke mancanegara. Bahkan, butik BINhouse pernah hadir di sejumlah negara seperti Singapura, Jepang, dan Belanda.
Baru-baru ini, Obin yang 16 Juli mendatang akan genap berusia 69 tahun, mendapat kehormatan bergabung dengan para perempuan paruh baya sukses dan inspiratif se-Asia dalam daftar Forbes 50 Over 50 Asia.
Hanya tiga perempuan Indonesia yang masuk daftar keluaran majalah ekonomi Forbes tersebut. Ada Obin, aktris senior Christine Hakim, dan Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk Dian Siswarini.
![]() |
Pengakuan tersebut tentu membanggakan, tapi bukan ukuran kebahagiaan bagi Obin. "Just be the way you are," ungkap Obin ketika ditanya resep hidup bahagianya.
Obin, yang lebih nyaman disebut sebagai 'tukang kain' ketimbang desainer, sepenuhnya menjadi diri sendiri saat menghabiskan waktu dengan menenun atau membatik. Segala hal yang merayakan keindahan budaya Indonesia.
Meski sempat menghabiskan masa kecil di Hong Kong, ia tak pernah melupakan identitasnya sebagai orang Indonesia. Tak hanya kain Nusantara, kekayaan kuliner Indonesia ikut dilestarikannya dengan menjamu para sahabat dan klien di rumahnya hampir setiap hari besar agama atau budaya.
"Saya Indonesia. Indonesia is my mother, but also my daughter. I will love it and respect it, as a daughter, but I will care for it as a mother. Saya tidak pernah mengatakan ini sebelumnya," kata Obin.
Modern vs. Tradisi
Ia tak pernah lelah mengingatkan kepada generasi muda untuk selalu ingat kepada akar budayanya. Entah itu saat menjadi pembicara di sebuah seminar, talkshow, atau saat peluncuran koleksi baru di hadapan pewarta yang didominasi jurnalis muda.
Obin berpendapat, zaman boleh semakin modern dengan segala kecanggihahnya, tapi budaya sebagai identitas diri akan selalu melekat kapan pun dan di mana pun. "Tradition is the way we are, modern is the way we think," ujarnya.
![]() |
Tak heran bila beragam musik, mulai dari lagu-lagu penyanyi barat hingga himne Indonesia, memawarnai peragaan busananya. Fashion show terkininya di Plaza Indonesia Fashion Week pada Februari lalu, suara khas penyanyi legendaris Amerika Serikat Nina Simone dalam lagu 'See-Line Women' menjadi pembuka. Sebagai pamungkas, peragaan ditutup dengan lagu 'Rayuan Pulau Kelapa' karya Ismail Marzuki.
Obin mengaku, hidupnya hambar tanpa musik. Akan tetapi, sajian lagu-lagu tersebut cukup menggambarkan betapa Obin yang tak lekang oleh waktu.
![]() |
"Just remember, tradisi dan modernitas tidak saling bertentangan. You are traditional, but you are modern as well," katanya.
![20D](https://awscdn.detik.net.id/assets/images/logo/logo_20detik_new.png?v=2024072217425)
Gaya Elon Musk Pakai Batik Bomba Khas Sulteng di Peresmian Starlink
![20D](https://awscdn.detik.net.id/assets/images/logo/logo_20detik_new.png?v=2024072217425)
Gaya Elon Musk Pakai Batik Bomba Khas Sulteng di Peresmian Starlink
(dtg/dtg)
Terkini Lainnya
Modern vs. Tradisi
Kisah Sukses Pendiri Brand Baju Batik Dama Kara, Sampai Ekspor ke Luar Negeri
Kisah Sancaya Rini, Tetap Produktif di Usia Senja Geluti Bisnis Batik
Keunikan Batik Marunda yang Dibuat Para Ibu Rumah Tangga
Mengenal 10 Jenis-jenis Batik Berdasarkan Motif dan Asalnya
Anak-anak Muda Cinta Budaya, Belajar Membatik di Museum Batik
Budaya Benda dan Non Benda, dari Tari hingga Batik
Ikut Workshop Batik Lukis di Batik Seno Painting, Yuk!
Pemkab Serang Ajak Puluhan Warga Latihan Membatik di Bandung
40 Pelaku IKM Bandung Dilatih Membatik
Melihat Pekan Batik Daerah Budaya Bangsa di Alun-alun Bojonegoro