cxhkir.com

Kisah Sukses Founder Geox Merevolusi Industri Sepatu, Kawinkan Mode-Teknologi

Mario Moretti Polegato

Hong Kong -

Kehidupan Mario Moretti Polegato seperti sudah digariskan untuk melanjutkan bisnis keluarga di bidang winery. Namun, haluannya berubah dan malah mengantarkan Mario sebagai salah satu revolusioner di industri sepatu.

Lahir di Crocetta del Montello, Treviso, Italia, pada 1952, Mario tumbuh di tengah keluarga yang agrikultural-sentris. Orangtuanya melakoni usaha produksi wine dan Mario diharapkan untuk meneruskan bisnis tersebut.

Sebagai bentuk keseriusan dalam menerima amanah tersebut, ia lantas mendalami ilmu pembuatan minuman anggur atau oenology. Setelah lulus, Mario langsung resmi bergabung dengan perusahaan keluarganya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, sebuah perjalanan dinas ke Reno, Nevada, Amerika Serikat (AS), pada akhir 1990-an mengubah jalan hidup Mario.

Di sela kunjungan kerja untuk mempromosikan produk wine keluarganya, ia menyempatkan diri berwisata di padang gurun.

"Saya pakai sneakers dengan sol karet. Udara yang panas membuat kaki saya kepanasan," ungkap Mario tentang awal mula mendirikan Geox saat berbincang dengan sejumlah pewarta dari media Asia, termasuk , di Hong Kong baru-baru ini.

Mario Moretti PolegatoMario Moretti Polegato saat berbincang dengan jurnalis Asia di Hong Kong belum lama ini. (Foto: Daniel Ngantung/)

Penasaran dengan anatomi sepatu tersebut, Mario mengambil pisau lipat dari kantongnya dan menyayat bagian solnya. Dari situ, inspirasi datang untuk menciptakan konsep sol yang 'bernapas', sesuatu yang menurutnya belum pernah eksis.

Singkat cerita, Mario dengan segala koneksinya mencoba menjual ide tersebut kepada tiga nama besar pembuat sepatu di AS. Namun, mereka menolaknya mentah-mentah.

Tak berkecil hati, pria bertubuh bongsor ini malah termotivasi untuk membuat merek sepatu sendiri dengan teknologi sol bernapas inovasinya.

"Ada lima orang di desa saya yang tertarik untuk bergabung. Masing-masing punya tanggung jawab yang berbeda, seperti desain, teknis, produksi, dan pemasaran. Dari sebuah garasi kecil, kami berkarya," kenang Mario.

Lahirlah Geox yang diambil dari kombinasi kata 'Geo' (dalam bahasa Yunani berarti 'bumi') dan 'X' sebagai simbol teknologi baru.

Sneakers Geox Spherica ActifSneakers Geox Spherica Actif (Foto: Geox)

Didukung tim yang kecil, Mario fokus mengembangkan sepatu berkualitas khas Italia, tapi dilengkapi teknologi yang mengoptimalkan kenyamanan untuk pemakaian sehari-hari.

Selain 'breathable sole' yang menjaga sirkulasi udara di dalam sepatu, salah satunya agar terhindar dari masalah odor atau bau kaki, teknologi gubahan Mario dan tim Geox adalah membran yang melindungi seluruh permukaan sepatu.

Membran spesial ini memastikan sepatu terlindungi dari rembesan air. Tak hanya jajaran sepatu kasual pria dan wanita, Geox bahkan mengaplikasikannya pada sepatu formal yang berbahan kulit.

"Jadi Anda tak perlu khawatir lagi kalau pergi ke kantor hujan-hujanan," ungkap pria yang menyabet penghargaan Innovator of the Year 2010 di ajang CNBC European Business Leaders Awards persembahan media ekonomi CNBC dan Financial Times berkat kemampuannya mengawinkan teknologi dan fashion.

Geox Rilis Koleksi Chinese New Year Imlek 2024 di Hong Kong(Foto: Daniel Ngantung/)

Setidaknya sudah 55 teknologi Geox yang terpatenkan, dan 11 sedang dalam proses pendaftaran di Italia. Perusahaan terus berkembang seiring dengan penjualan dan penerimaan pasar yang positif.

Dari hanya lima, Mario kini memiliki 30.000 karyawan yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Geox sebagai jenama global beroperasi di 100 negara, dengan 750 toko, termasuk di Indonesia.

Merujuk pada hasil sebuah survei, brand awareness Geox di kandang sendiri mencapai 99 persen dari total populasi di Italia, mengalahkan Ferrari. Adapun di benua Eropa, sekitar 55 persen penduduknya mengenal Geox yang sudah eksis lebih dari 20 tahunan ini.

"Di kategori premium, posisi kami sangat unik secara global," kata Mario. Ambisi Mario saat ini adalah mengubah citra Geox dari premium footwear brand menjadi premium lifestyle brand.

Mario Moretti PolegatoPeluncuran sneakers Geox edisi spesial di Hong Kong. (Foto: Dok. GEOX/ARSAI)

Selain berekspansi ke ranah apparel atau pakaian, strateginya termasuk menseriusi kategori sepatu kasual dan semi formal, seperti sneakers Spherica EC4.1 yang dirilis ulang dalam versi 'collectible art' edisi Imlek untuk menyambut Tahun Naga, buah kolaborasi Geox dan artisan dan sneakerhead lokal The Flyinghawk Studio.

Diluncurkan di Hong Kong pekan lalu, sneakers tersebut juga menjadi pernyataan Geox betapa pentingnya pasar Asia untuk bisnis mereka.

Tak hanya itu, Geox menggandeng aktris pemenang Oscar Penelope Cruz sebagai global brand ambassador. Sebuah proyek besar yang baru kali ini Geox coba garap demi mengangkat citranya sekaligus menggaet lebih banyak konsumen wanita.

Terlepas dari kesuksesannya, Mario tak pernah pelit ilmu. Di tengah kesibukannya, ia berbagi pengalaman di kampus-kampus. 'Properti intelektual' menjadi topik favoritnya saat mengajar di kampus-kampus top Italia dan dunia.

Geox x Penelope CruzKampanye perdana Geox bersama aktris Penelope Cruz sebagai global brand ambassador. (Foto: Geox)

Atas komitmennya pada pendidikan, ia dianugerahi gelar Affiliate Professor of Entrepreneurship dari ESCP-EAP (École Supérieure de Commerce de Paris), salah satu sekolah bisnis internasional terkemuka di Paris, Prancis.

Ia juga menyandang status Honorary Professor University Ceu-Cardenal Herrera of Valencia di Spanyol. Beberapa kali ia diundang sebagai pembicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

"Saya ingin memberi contoh kepada generasi muda bahwa sangat mungkin untuk sukses dari nol, selama kita kreatif dan punya ide," kata Mario.

Di usia yang makin senja, belum ada tanda-tanda bagi Mario untuk berhenti berinovasi.



K-Talk: Mengekspresikan 'WALK' ala NCT 127

K-Talk: Mengekspresikan 'WALK' ala NCT 127


(dtg/dtg)
geox mario moretti polegato penelope cruz

Terkini Lainnya

  • Laporan dari Hong Kong

  • Cantiknya Penelope Cruz Jelang Usia 50 Tahun

Tautan Sahabat