cxhkir.com

Agnez Mo Nyanyi untuk 34 Pemimpin Dunia di Dubai, Pakai Batik Sarat Filosofi

Agnez Mo Pakai Batik Era Soekamto di COP28 Dubai

Dubai -

Penyanyi Agnez Mo ikut ambil bagian di KTT Iklim Dunia COP28 yang dihadiri para pemimpin dunia. Tampil di panggung, ia memesona dengan batik yang sarat filosofi kehidupan dan kelestarian alam.

Lewat sebuah unggahan di Instagram, ia membagikan beberapa foto di perhelatan yang digelar oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Dubai, Persatuan Emirat Arab (PEA), baru-baru ini.

Tampak mantan bintang cilik ini berfoto bersama sejumlah perempuan. Berbalut terusan batik berselendang, ia tampil berbeda dari lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gaya busananya tersebut banjir pujian. Seorang berkomentar, "Yg sll bikin nambah jatuh hati sm nona @agnezmo , nona sll bawa batik, sebagai identitas, busana Indonesia."

Tentu ini bukan kali pertamanya ia memakai batik untuk perhelatan internasional. Namun, pilihan Agnez kali ini terasa berbeda dari biasanya.

Bukan kebaya, melainkan semacam terusan kemben yang tampak seperti kain dililit. Penampilan tersebut disempurnakan dengan selendang yang menjuntai dari bahu sisi kanan.

[Gambas:Instagram]



Adalah Era Soekamto, desainer yang berada di balik penampilan memukau tersebut. Era secara khusus terbang ke Dubai untuk mendandani Agnez dengan karyanya.

Kepada , mantan direktur kreatif Iwan Tirta Private Collection ini berbagi cerita soal filosofi di balik busana tersebut, dan bagaimana fashion statement yang tersirat sangat mewakili Agnez dalam mengirimkan pesan yang kuat kepada Indonesia dan dunia.

Agnez Mo hadir sebagai salah satu penyanyi yang tampil di panggung COP28. Di hadapan para kepala negara termasuk Presiden RI Joko Widodo, ia dan beberapa penyanyi dari negara lain melantunkan lagu 'Lasting Legacy' yang diciptakan khusus untuk perhelatan tersebut. Perempuan 37 tahun ini menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia.

"Bukan pemerintah Indonesia yang menunjuk Agnez, melainkan dari panitia globalnya langsung," ujar Era saat dihubungi melalui Whatsapp, Senin(4/12/2023).

Menyadari betapa monumentalnya penampilan tersebut, Era pun memastikan Agnez Mo bersolek maksimal. Di sisi lain, busana tersebut dapat lebih memperkenalkan Indonesia ke panggung global tapi tetap mengakomodasi karakteristik gaya Agnez yang edgy.

"Kami pilih kemben karena memang ini tradisi kita sebelum ada kebaya. Contohnya dodot," ungkap anggota senior Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) ini.

Agnez Mo Pakai Batik Era Soekamto di COP28 DubaiAgnez Mo dan desainer Era Soekamto di COP28 Dubai (Foto: Dok. Era Soekamto)

Terusan tersebut memang dirancang khusus oleh Era untuk Agnez. Ia kemudian merealisasikan desain tersebut dengan memanfaatkan kain batik tulis bermotif klasik 'lataran nitik jlamprang' sepanjang empat meter.

Potongan tinggi dibiarkan membelah bagian rok agar Agnez dapat mengekspos kaki jenjangnya.

"Karena bukan baju yang pakai orangnya, tapi personanya harus menyatu dengan apa yang dipakai, serta pesan yang akan disampaikan," tutur pendiri jenama batik Era Soekamto ini.

Bukan Agnez Mo tentunya bila busananya serba tertutup. Busana yang cenderung terbuka nyatanya tetap diterima di negeri Jazirah Arab itu. "And it's politically correct," tambah Era.

Agnez Mo Pakai Batik Era Soekamto di COP28 DubaiFoto: Dok. Era Soekamto

Makna Motif Pohon Hayat

Namun, selendang yang melengkapi busana tersebut menawarkan daya tarik tersendiri. Kain dari koleksi yang pernah Era pamerkan di Apurva Kempinski Bali itu dihiasi motif berbentuk pohon hayat yang merupakan simbol dari Ibu Kota Negara (IKN) yang baru atau Nusantara di Kalimantan Timur.

Motif tersebut menjadi sebuah pernyataan penting untuk menyatakan komitmen Indonesia dalam perannya mengatasi perubahan iklim. "60 persen paru-paru dunia ada di Indonesia," katanya.

Dalam filosofi Jawa, lanjut Era, pohon hayat disebut sebagai pohon kehidupan yang erat kaitannya dengan hubungan manusia, alam, dan Sang Pencipta. Pohon tersebut menjadi simbol manusia yang berkesadaran akan ketersambungan mikrokosmos (jagad alit) dan makrokosmos (jagad ageng), yakni rohani yang ada di dalam manusia dan zat Maha Esa yang meliputi segala sesuatu.

[Gambas:Instagram]




"Apapun yang ada didalam diri manusia pun ada di semesta raya. Pohon ini melambangkan paru-paru dunia sebagai keseimbangan alam yang perlu kita jaga sebagai preventive action for climate change. Dunia butuh lihat Nusantara wisdom itu adalah global wisdom sebenarnya," tambahnya.

Era berharap, busana rancangannya untuk Agnez dapat mengirimkan pesan tersebut. Terlepas dari itu, bisa terlibat di di KTT COP28 menjadi salah satu pencapaian terbesar dan pengalaman yang akan diingatnya.

"Bayangkan saja, bisa berada di bawah satu atap bersama 34 kepala negara. Ada Raja Charles, Paus, dan Pak Jokowi," ujar Era.



Pesona Agnez Mo yang Tampil Berbatik di Gold Gala 2024

Pesona Agnez Mo yang Tampil Berbatik di Gold Gala 2024


(dtg/dtg)
agnez mo batik era soekamto

Terkini Lainnya

  • Makna Motif Pohon Hayat

  • Glamor Perayaan Ulang Tahun Emil Eriyanto, Batik Jadi Primadona

  • Koleksi Forest Poetry Tandai 15 Tahun Purana, Batik Organik Kembali Diangkat

  • Gaya Elon Musk Resmikan Starlink di Bali, Pakai Batik Bomba Lagi

  • Gaya Chris Martin Beskapan, Motif Batik Bintang Terinspirasi Filosofi Jawa

  • Agnez Mo Cantik Berbatik di Gold Gala, Dihadiri Michelle Yeoh Hingga Lucy Liu

  • Desainer Dries Van Noten Pensiun Setelah Hampir 40 Tahun Berkarya

  • Ari Bias Klaim Gak Pernah Dihubungi Agnez Mo Usai Kisruh Royalti

  • Penjelasan Ari Bias Larang Agnez Mo Bawakan Lagunya dan Minta Bayar Rp 1,5 M

  • Keunikan Batik Marunda yang Dibuat Para Ibu Rumah Tangga

  • Jelimet Kasus Pelarangan Agnez Mo Nyanyi Bilang Saja

  • Mengenal 10 Jenis-jenis Batik Berdasarkan Motif dan Asalnya

  • 2 Lagu Terbaik Agnez Mo Gak Masuk Album Kompilasi Remastered, Gegara Royalti?

  • 40 Pelaku IKM Bandung Dilatih Membatik

  • Melihat Pekan Batik Daerah Budaya Bangsa di Alun-alun Bojonegoro

Tautan Sahabat